Kamis, 24 Mei 2012

Cinta (tak) Sederhana

Aku selalu ingat tentang cuplikan puisi yg mengatakan " aku ingin mencintaimu dengan cara yg sangat sederhana".
karna aku memang ingin mencintai dengan sangat sederhana.
Hanya ingin seperti angin yg membelai lembut wajah berseri2 kami di saat angin sore mendung menerpa.
Ingin sesederhana matahari yg menghangatkan wajah kami ketika kami berpegangan tangan di pesisir pantai.
Bahkan aku ingin mencitainya secara sederhana yang dapat ia rasakan hanya dari hembusan nafasku.

Tapi ternyata cinta tidak bisa sesederhana yg aku mau.
Cinta itu akan muncul ketika kejujuran dan kepercayaan menjadi pondasinya.
Baru kemudian kasih sayang yg menjadi penghiasnya, dan barulah itu bisa disebut CINTA

Aku masih ingat ketika bercerita tentang "Petiklah sati bunga di kebun dan bawa itu menyusuri kebun. Petik bunga yg kamu anggap bagus dan menarik. Kemudian jangan pernah kembali ke belakang atau menoleh ke belakang hanya untuk sekedar mengambil bunga yg kamu lewati."
Tapi ternyata ia lupa. Ia bahkan tidak pernah memetik bunga satupun.
Ia hanya memgelus, menyapa, mencubu, dia berlari2 dengan angin di padang bunga itu.
Bunga2 yg tersipu2 malu berlomba2 untuk dipetik olehnya. Namun sayangnya, dia tidak pernah memetik bunga manapun.
Ia hanya menari dan menari...

Seperti itulah ketika aku ingin merasakan cinta.
Aku yg bersemu2 seperti bunga, dan hanya ingin mencintai secara sederhana seperti bunga yg bersemu merah pada matahari, harus merasakan sakit dulu sebelum aku mampu mencintai.
Mencintai dengan sederhana.

Aku hanya selalu ingin mncintainya.
Selalu ingin memberi kasih yg sangat sederhana.
Sesederana aku bernafas di setiap bangun tidur.
Tapi tetap saja cinta tidak bisa sesederhana itu.

-noname-

4 komentar:

  1. haduh2 ini sangat2 mengingatkan aku pada sesuatu yg g seharusnya ku ingat hahahhahhahahahahha lebay ya meg

    BalasHapus
  2. Cinta itu emang rumit kok, dan wajar kita bisa galau :)

    BalasHapus
  3. rumit, n kalau sudah sakit nyesek dach

    BalasHapus