Aku selalu ingat tentang cuplikan puisi yg mengatakan " aku ingin
mencintaimu dengan cara yg sangat sederhana".
karna aku memang ingin
mencintai dengan sangat sederhana.
Hanya ingin seperti angin yg membelai
lembut wajah berseri2 kami di saat angin sore mendung menerpa.
Ingin
sesederhana matahari yg menghangatkan wajah kami ketika kami berpegangan
tangan di pesisir pantai.
Bahkan aku ingin mencitainya secara sederhana
yang dapat ia rasakan hanya dari hembusan nafasku.
Tapi ternyata cinta tidak bisa sesederhana yg aku mau.
Cinta itu akan
muncul ketika kejujuran dan kepercayaan menjadi pondasinya.
Baru
kemudian kasih sayang yg menjadi penghiasnya, dan barulah itu bisa
disebut CINTA
Aku masih ingat ketika bercerita tentang "Petiklah sati bunga di kebun
dan bawa itu menyusuri kebun. Petik bunga yg kamu anggap bagus dan
menarik. Kemudian jangan pernah kembali ke belakang atau menoleh ke
belakang hanya untuk sekedar mengambil bunga yg kamu lewati."
Tapi
ternyata ia lupa. Ia bahkan tidak pernah memetik bunga satupun.
Ia hanya
memgelus, menyapa, mencubu, dia berlari2 dengan angin di padang bunga
itu.
Bunga2 yg tersipu2 malu berlomba2 untuk dipetik olehnya. Namun
sayangnya, dia tidak pernah memetik bunga manapun.
Ia hanya menari dan menari...
Seperti itulah ketika aku ingin merasakan cinta.
Aku yg bersemu2 seperti
bunga, dan hanya ingin mencintai secara sederhana seperti bunga yg
bersemu merah pada matahari, harus merasakan sakit dulu sebelum aku mampu
mencintai.
Mencintai dengan sederhana.
Aku hanya selalu ingin mncintainya.
Selalu ingin memberi kasih yg sangat
sederhana.
Sesederana aku bernafas di setiap bangun tidur.
Tapi
tetap saja cinta tidak bisa sesederhana itu.
-noname-
haduh2 ini sangat2 mengingatkan aku pada sesuatu yg g seharusnya ku ingat hahahhahhahahahahha lebay ya meg
BalasHapusCinta itu emang rumit kok, dan wajar kita bisa galau :)
BalasHapusrumit, n kalau sudah sakit nyesek dach
BalasHapusSmangatt" :)
BalasHapus